Margin Maskapai, Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan mengungkapkan, sejak perumusan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat pada tahun 2019, struktur biaya maskapai penerbangan telah mengalami perubahan signifikan. Terutama terkait peningkatan harga avtur dan beban maintenance (perawatan) pesawat.
Industri penerbangan kerap kali dipersepsikan sebagai bisnis mewah dan menguntungkan. Namun, kenyataannya justru sebaliknya. Banyak data menunjukkan bahwa margin keuntungan maskapai penerbangan sangat tipis, bahkan termasuk yang paling rendah di antara industri global lainnya. Berikut ini adalah beberapa bukti dan alasan mengapa bisnis aviasi begitu menantang secara finansial.
Biaya Operasional Tinggi
Salah satu penyebab utama tipisnya margin maskapai penerbangan adalah biaya operasional yang sangat tinggi. Komponen biaya seperti bahan bakar avtur, perawatan pesawat, gaji kru, serta biaya bandara dan navigasi udara menyumbang sebagian besar dari total pengeluaran. Harga bahan bakar yang fluktuatif sangat memengaruhi kestabilan keuntungan.
Ketatnya Persaingan Harga
Industri penerbangan sangat kompetitif. Banyak maskapai, terutama bertarif rendah (low-cost carriers), menawarkan harga tiket murah untuk menarik penumpang. Akibatnya, maskapai sulit menaikkan tarif tiket tanpa kehilangan pasar. Ini membuat keuntungan maskapai penerbangan semakin tertekan.
Sensitif terhadap Krisis Ekonomi dan Global
Pandemi COVID-19 menjadi contoh nyata bagaimana bisnis maskapai sangat rentan terhadap krisis global. Penurunan drastis jumlah penumpang selama pandemi menyebabkan kerugian besar. Bahkan di masa normal, faktor seperti inflasi, perang, atau bencana alam bisa langsung memengaruhi operasional dan pendapatan.
Investasi Besar, Imbal Balik Kecil
Mendirikan dan mengoperasikan maskapai penerbangan membutuhkan modal awal yang sangat besar. Mulai dari pembelian atau penyewaan pesawat, pelatihan kru, hingga sertifikasi keselamatan. Namun, imbal balik dari investasi tersebut tidak sebanding dengan risikonya, karena margin keuntungan bersih maskapai umumnya hanya berkisar 1% hingga 3%.
Regulasi Ketat
Industri penerbangan adalah salah satu industri yang paling diatur secara ketat oleh pemerintah dan badan internasional. Walau regulasi ini penting untuk keselamatan, namun seringkali menambah beban administratif dan biaya tambahan yang mempengaruhi margin keuntungan maskapai.
Kesimpulan
Meskipun terlihat glamor, bisnis maskapai penerbangan adalah salah satu yang paling sulit dalam hal profitabilitas. Margin yang tipis membuat manajemen keuangan dan efisiensi operasional menjadi faktor penentu utama keberlangsungan sebuah maskapai. Untuk bertahan dan tumbuh, maskapai penerbangan harus terus berinovasi, menekan biaya, dan meningkatkan pengalaman pelanggan tanpa mengorbankan keselamatan dan kualitas layanan.