Restrukturisasi Utang Whoosh, Bahas Purbaya: Masih Dicari Bentuk Pas

Skema Restrukturisasi Utang Whoosh Masih Dicari: Menkeu Purbaya dan CEO Danantara Bahas Detail Teknis

Intisari Berita Restrukturisasi(The Core Focus)

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan CEO BPI Danantara, Rosan P. Roeslani, tengah intens membahas skema yang tepat untuk restrukturisasi utang PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh. Fokus utama saat ini adalah memfinalisasi detail teknis skema pembayaran dan memastikan langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. Purbaya menegaskan, kunjungan negosiasi ke China baru akan dilakukan setelah ada kejelasan mengenai skema restrukturisasi dan pihak kreditor yang akan ditemui.

Restrukturisasi


Kemenkeu dan Danantara Restrukturisasi Solusi Utang KCIC

Pertemuan antara Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa dan CEO Danantara Rosan P. Roeslani pada Rabu (3/12/2025) menjadi sinyal serius pemerintah dalam menyelesaikan masalah keuangan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh).

Rosan menjelaskan bahwa pertemuan tersebut bertujuan untuk sinkronisasi dan penyelesaian pembayaran utang KCIC Whoosh. Kedua belah pihak berupaya menyamakan pandangan dan detail internal sebelum melanjutkan negosiasi eksternal.

“Kita bersama-sama untuk penyelesaian KCIC Whoosh, kita diskusikan, karena kita kan di dalamnya harus sama, kemudian baru kita bicara keluarnya, timetable juga sudah tentukan, dan juga hal-hal lain yang memang kita diskusikan,” ujar Rosan.

Semua langkah dan opsi yang ditempuh, termasuk penentuan jadwal (timetable), ditegaskan akan dilakukan sesuai dengan arahan langsung dari Presiden.


Kunjungan ke China Tertunda: Menunggu Kejelasan Skema dan Pihak Negosiator

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengakui bahwa detail mengenai skema restrukturisasi utang KCIC masih belum clear betul. Oleh karena itu, langkah negosiasi ke China, yang merupakan pihak kreditor utama, masih harus ditunda.

Purbaya memerlukan kejelasan mengenai dua hal krusial sebelum melakukan perjalanan negosiasi:

  1. Kepastian Skema: Skema restrukturisasi utang yang paling pas dan disepakati secara internal.

  2. Pihak yang Ditemui: Identitas pasti dari perwakilan kreditor China yang akan diajak bernegosiasi, apakah itu China Development Bank (CDB) atau National Development and Reform Commission (NDRC).

“Nanti kalau udah clear ketemu siapa dan skemanya seperti apa, baru kita ke China. Kalau nggak saya bingung China ketemu siapa, nggak jelas,” tegas Purbaya, menekankan pentingnya persiapan detail sebelum negosiasi.

Purbaya juga menuturkan bahwa tim teknis dari Danantara dan Kemenkeu akan segera bertemu untuk merinci lebih lanjut opsi-opsi yang ada.


Pembahasan Pengembangan Restrukturisasi Danantara di Sektor Fiskal

Di luar isu Kereta Cepat, Rosan P. Roeslani juga mengungkapkan bahwa pertemuan dengan Menteri Keuangan turut membahas Restrukturisasi dari sudut pandang fiskal dan perpajakan. Hal ini mengindikasikan bahwa Danantara, sebagai badan yang menangani investasi dan pembiayaan, sedang mengupayakan penguatan peran dan posisinya dalam ekosistem keuangan negara.


Kesimpulan

Pemerintah saat ini berada pada tahap Restrukturisasi utang KCIC, memastikan bahwa solusi yang diambil tidak hanya menyelamatkan keuangan proyek tetapi juga sejalan dengan kebijakan energi dan pembangunan nasional. Kejelasan skema dan penetapan negosiator menjadi prasyarat sebelum pemerintah Indonesia memulai negosiasi resmi dengan pihak China, menegaskan pendekatan yang hati-hati dan terstruktur dalam penyelesaian utang bernilai besar ini.

slot online

wspublishers.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*